DIKSAR XIX



Generasi terkini dalam kegiatan di alam terbuka (khususnya montaineering) dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kerusakan ekosistem di gunung dan menumpuknya sampah di pos atau jalur pendakian. Oleh generasi sebelumnya, mereka diklaim hanya sekedar ikut tren atau korban dari film 5CM,
padahal, tidak pantas menyalahkan film tentang persahabatan yang kebetulan setting tempatnya di gunung
padahal, tidak semua generasi terkini hanya sekedar ikut tren naik gunung
padahal, generasi terkini hadir untuk menjaga kelangsungan sejarah dan budaya
walaupun, tidak semua generasi terkini sadar dan paham akan kehadirannya tersebut
dan belum tentu, generasi sebelumnya lebih baik dibanding generasi terkini
atau bisa jadi, generasi sebelumnya justru memberi contoh buruk pada generasi terkini  

DIKSAR XIX adalah generasi terkini di KPA OMEGA yang hadir untuk menjaga eksistensi organisasi, bukan sekedar keberadaan tetapi juga menjaga sejarah dan kultur KPA OMEGA. Bahasan formal tentang sejarah dan kultur terangkum dalam AU/AT (baca dan pahami, jika ada masalah silakan sampaikan pada Rapat Anggota) yang menggambarkan niat dan cita-cita luhur KPA OMEGA untuk membawa kebaikan kepada anggotanya, bukan keburukan apa lagi kerusakan yang berdampak pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan hidup (lingkungan hidup inilah yang oleh sebagian besar orang dinamakan sebagai alam bebas atau alam terbuka, pertanyaan kemudian : apa perbedaan pencinta alam dengan aktivis lingkungan?). Oleh karena itu maka generasi sebelumnya di KPA OMEGA wajib  mengajarkan serta mengamalkan sejarah dan kultur (formal maupun informal) kepada kalian (DIKSAR XIX) yang kelak akan kalian turunkan kepada generasi setelah kalian. Sangat penting bagi kalian untuk belajar memahaminya sebelum menjadi anggota muda, saat tanggung jawab semakin besar (scarf dan nomor anggota adalah bentuk tanggung jawab, bukan simbol kehebatan dan kekuatan, itu salah satu kultur di KPA OMEGA).

Perkembangan organisasi pencinta alam (lingkup sekolah menengah, mahasiswa, dan masyarakat umum) semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kegiatan di gunung juga ikut diramaikan oleh individu yang atau komunitas yang menyebut diri mereka sebagai petualang atau penikmat alam. Petualang atau penikmat alam ini umumnya mendaki dengan tujuan menyalurkan hobi. Peningkatan kuantitas ini ternyata tidak diikuti oleh peningkatan kualitas, bukti nyata adalah kerusakan ekosistem dan tumpukan sampah yang makin banyak di gunung. Dengan kata lain, semakin banyak pengunjung di gunung maka semakin parah kerusakan di gunung dan semakin banyak tumpukan sampah. Dari sini kemudian muncul istilah “pendaki 5CM”. (Pertanyaannya : samakah antara petualang dan pencinta alam?
Ya → mengapa organisasi pencinta alam tidak dinamakan dengan organisasi petualang?
Beda → Jika petualang mendaki gunung untuk menyalurkan hobi, apa tujuan pencinta alam naik gunung?)

OMEGA menyandang predikat sebagai pencinta alam sehingga setiap anggotanya wajib menjunjung tinggi aturan dan etika pencinta alam serta memahami betul makna yang terkandung di balik istilah pencinta alam agar mempunyai orientasi yang jelas saat berpetualang. Dengan kata lain sangat berbeda aktivitas anggota omega di gunung dengan penikmat alam, penjelajah alam pencinta alam karbitan (“mengaku” pencinta alam), dan istilah lain yang sedang populer. Setidaknya ada lima hal yang membedakan kalian dengan generasi terkini lainnya yang serupa tapi tak sama tersebut...

Ω. Paham makna “Pencinta Alam”
“Pencinta alam memiliki makna yang dalam dan luas” (Awibowo, pendiri Perkumpulan Pentjinta Alam / PPA). Pernyataan tersebut dikemukakan pada tahun 1953 dan hingga saat ini (60 tahun lebih) komunitas yang menamakan diri pencinta alam tumbuh tak berhingga. Sayangnya pertumbuhan tersebut berangkat dari pemikiran yang dangkal dan sempit. Oleh beberapa komunitas, pencinta alam dimaknai sebagai pencinta (subjek) dan alam (objek) atau orang-orang yang mencintai alam. Bersandar dari pemahaman tersebut, Diksar XIX hendaknya mengkaji lebih dalam dan luas makna pencinta alam dengan memperhatikan tata krama ilmu pengetahuan agar tidak disamakan dengan generasi terkini yang sesungguhnya berkunjung ke gunung hanya karena latah (ikut tren)
. Cara pandang terhadap gunung
Gunung adalah tempat pertemuan Nabi Musa dengan Tuhan saat hendak menerima hukum taurat.
Syekh Yusuf Tuanta Salamaka ri Gowa menyempurnakan ilmu di gunung sebelum melanjutkan perjalanannya ke Mekkah
Penduduk atau masyarakat di kaki gunung yang berpendidikan rendah mampu menghargai gunung, hendaknya Diksar XIX yang adalah mahasiswa (berpendidikan tinggi) beranggapan bahwa gunung lebih dari sekedar tempat rekreasi dan pelampiasan hobi! (Sesungguhnya pemandangan indah itu ada dimana-mana, relatif tergantung pengamat, bukan hanya di gunung)
    Niat
Niatkanlah perjalananmu ke gunung untuk belajar, sehingga saat turun gunung ada nilai yang dipetik dari perjalananmu. Itulah yang membedakan kalian dengan mereka yang menganggap gunung sebagai tempat rekreasi semata. Kelak saat pengambilan scarf, niatkanlah untuk belajar dan mendapat kebaikan dari-Nya. Scarf adalah bonus dari perjalanan itu serta bentuk tanggung jawabmu kepada organisasi (OMEGA) dan generasi setelahmu
    Pengetahuan
Niat baik perlu didukung oleh pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang benar itu akan menuntun gerak langkah yang matang (tidak gegabah dan tergesa-gesa). Matang saat merencanakan perjalanan dan matang saat membuat keputusan. (Haruskah diadakan aksi bersih di gunung?)
    Sikap dan Kepedulian
Sikap saling menghargai dan saling menolong dalam kebaikan kepada sesama manusia serta sikap kepedulian terhadap penduduk atau masyarakat di kaki gunung

Pertanyaan terakhir, jelaskan alasanmu kenapa naik gunung?
Lima pembelajaran di atas hanya garis-garis besarnya saja, silakan belajar lebih jauh kepada senior-seniormu di omega agar pemahaman kalian tidak dangkal dan sempit!
Lima pertanyaan akan kita diskusikan bersama jika ada kesempatan.
Mohon maaf untuk segala kekurangan dan semoga bermanfaat untuk perkembangan kalian…


Brilyan Rosario_Ω.07.XII.098

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP